ADALAH BAIK MENJADI ORANG PENTING, TAPI LEBIH PENTING MENJADI ORANG BAIK

Saturday, June 10, 2017

BERCERITA LAGI.......

Cerita ini bermula ketika masih bekerja didalam pabrik 10 tahun silam, atau tepatnya tahun 2007 saya ada menjadi pemimpin sebuah tim kerja. Saat itu saya ada 3 orang tambahan anggota tim kerja baru.
Dan sebagai pemimpin tim kerja, tentunya terkadang saya harus berbagi spirit untuk memberi dan membangun semangat kepada seluruh anggota tim.
Ketiga anggota tim saya yang masih baru tersebut adalah anak anak yang masih muda dengan umur berkisar 20 an tahun. Dan sekian kali berganti anggota tim saya mendapati mereka bertiga hampir sama sama adalah orang orang yang penuh dengan semangat dan etos kerja yang tinggi.

Ketika awal bulan puasa, saya berbagi pesan dengan mereka yang masih baru, dan saat itu adalah bulan puasa pertama bergabung di tim kerja saya.
Bahwa bulan puasa bukan alasan bagi kita untuk bermalas malasan. Justru bulan puasa kita harus bekerja lebih extra karena disitu nilai ibadahnya lebih besar.
Dan saat berbagi itulah terlontar ucapan dari salah satu dari mereka, bahwa saya sebagai pemimpin tim lebih enak, karena tidak capek dan bekerja di dalam ruangan ber AC (alias hanya merintah saja).
Lalu saya berkata, 
"oke, kalau sabtu dan minggu selama bulan puasa saya lembur dan akan kerja bersama kalian".
Karena kalau selain hari tersebut, tidak sopan baju kotor dan mandi keringat masuk ke dalam kantor.

Ketika hari sabtu dan minggu tiba, saya bekerja bersama mereka di lapangan. Tim senior sudah punya tugas masing masing. sedang saya bekerja bersama anak anak yang boleh dibilang baru merasakan bekerja di bulan puasa bersama tim saya.

Luar biasa..., ketika bekerja mereka semangat sekali.  Dan saya bertugas mengimbangi semangat kerja mereka. Dalam keadaan berpuasa mereka bekerja dengan sangat keras, demi mencapai ridho ilahi dan keberkahan dalam bekerja (harapan saya dan semoga mereka).

Tetapi saya sangat terkejut, ketika jam istirahat tiba, salah satu dari mereka kedapatan minum es. Saya hanya tersenyum..... 

Ketika jam istirahat usai, pekerjaan dimulai kembali. Dengan tetap semangat, tetapi saya melihat perbedaan antara yang puasa dan yang tadi minum es, yaitu yang puasa tenaganya masih stabil dan yang tadi minum es ternyata malah mulai loyo. Ternyata puasa bukan alasan untuk tidak bertenaga.
Kenyataanya yang tidak puasa malah lebih tidak bertenaga dibanding yang tidak berpuasa.

Mungkin kita harus bisa menjaga keseimbangan gizi selama menjalankan ibadah puasa.
Dari cerita tadi, berulang setiap sabtu dan minggu selama puasa, So kenapa ga puasa hanya dengan alasan kerja keras. Jikalau kerja keras jadi alasan untuk tidak puasa, terus kita puasanya kapan?

Saat ini ketika saya menjadi seorang sales, saya membangun spirit sendiri selama bulan puasa. Tantangan berat sales ketika berpuasa adalah ketika antara jam 12-jam 2 an siang hari panas terik, naik motor bertemu kemacetan lalu dalam beberapa menit tidak dapat mendahului mobil sampah, dan ketika kita lewat banyak pengendara motor yang lain berhenti dibawah pohon sambil minum es.

Jika puasa sebagai pembenaran untuk kita bermalas malasan dalam bekerja, lalu bagaimana kita mendapatkan hikmah puasa. Yaitu merasakan rasa lapar dan dahaga yang dirasakan oleh fakir miskin.

FAKIR DAN MISKIN ADALAH ORANG YANG KERJANYA DIPAKSA PALING KERAS KARENA BIASANYA MEREKA PEKERJA KASAR,

kalau kita (walaupun bukan orang berada) menjadikan puasa lalu bermalas malasan dalam bekerja, Lalu apa yang kita dapatkan. Pekerja kasar tidak mempunyai alasan untuk bermalas malasan walau dalam keadaan lapar sekalipun. Kalau kita puasa lalu bermalas malasan apa arti puasa kita....?????
Puasa di indonesia hanya 13-14 jam. Kita pasti bisa hanya menahan lapar dan dahaga selama waktu tersebut. 
AYO KERJA, Ayo tetap semangat menjalan kan ibadah puasa Romadhon.

Wallahu a'lam