ADALAH BAIK MENJADI ORANG PENTING, TAPI LEBIH PENTING MENJADI ORANG BAIK

Friday, February 24, 2017

SEMOGA TIDAK MENJADI ATHEIS

KITA LEBIH BANYAK MENGALAMI DARIPADA APA YANG DAPAT KITA SAMPAIKAN DAN CERITAKAN

Hari hari ini, semenjak rezim pemerintah berganti tahun 2014, kita melihat berita tentang masifnya laju derap pembangunan.
Bahkan saking masifnya laju pembangunan, sampai tahun 2016 pemerintah harus kehabisan uang. Sehingga beberapa proyek sempat dihentikan. Akhirnya keluarlah program yang dinamakan amnesti pajak. Yang dananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan tersebut atau menutup defisit APBN. Begitu sangat mengharapkan sekali perolehan dana amnesti, yang awal rencananya hanya untuk pengusaha beromset milyaran, akhirnya menyasar ke UMKM dan perorangan.

Rezim pemerintah saat ini sedang mengejar ambisi dan target yang sangat luar biasa. Targetnya ketika periode pemerintahan berakhir tahun 2019 harus sudah melakukan pembangunan yang sudah direncanakan dengan ambisi yang luar biasa tadi.
Pembangunan MRT, LRT, Kereta Cepat jakarta bandung, kereta cepat jakarta surabaya, jalan tol, pembangkit listrik 35000 megawatt, bendungan dan pembangunan jalan serta yang lain lainnya. Itu semua harus bisa terwujud sebelum periode pemerintahan berakhir oktober 2019.

Adalah baik ketika kita bisa mencapai semua itu. Mungkin pemerintah dan rakyat Indonesia akan bangga ketika semua itu bisa tercapai.

Mungkin kita masih ingat era dijaman pembangunan yang sangat hati hati antara menyeimbangkan pembangunan fisik dan spiritual. Tetapi kini saya hanya memberikan penilaian hari hari yang telah berlalu saat itu.


"Ketika laju derap pembangunan fisik tidak dibarengi dengan pembangunan spiritual, maka akan melahirkan manusia manusia yang materialistik"


Akhirnya manusia indonesia hanya akan menjadi obyek pembangunan. Bukan subyek yang ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan tersebut.. Obyek itu tidak punya peran. Obyek itu adalah korban. Dan saat ini mulai dapat kita lihat ketika pengangguran yang semakin meningkat, tetapi pekerja asing dapat dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan di negeri ini.
Sungguhh mengkhawatirkan ketika pembangunan semua tersebut nanti sudah tercapai, tetapi pengembangan dan pembangunan mental dan spiritual manusia indonesia belum bertumbuh. Akan terlahirlah ketimpangan sosial yang semakin jauh dan nyata. Yang kaya semakin kaya dan memuja muja hartanya, yang miskin semakin miskin mengharapkan bisa menjadi orang kaya. Maka si miskin akan semakin bekerja keras untuk mencapai ambisi agar dapat kaya. Semua itu akan membuat si miskin dan si kaya berpikir semakin materialis.
Si miskin ketika sudah berhasil menjadi kaya dan mungkin bisa jadi tanpa memperdulikan nilai nilai, materialisnya semakin nyata, ketika perkembangan kekayaanya lebih cepat dari perkembangan spiritual. Ketika pertumbuhan kekayaan si miskin kecepatannya melebihi dari pertumbuhan spiritual, atau pertumbuhan kekayaan tidak di iringi dengan pengembangan kepribadian maka akan melahirkan pribadi pribadi yang angkuh dan sombong.

Semakin materialitik manusia maka semakin terjauh dari nilai nilai(Tuhan), dan dari sinilah atheis bermula (Alfred NW).

Jangan jangan tanpa sadar kita telah digiring menjadi atheis. Semoga tidak demikian. Semua kembali kepada manusia indonesia itu sendiri. Mau menjadi materialistik atau manusia yang mengedepankan nilai nilai dalam setiap aktivitasnya.
Atheis atau tidak atheis indonesia tetap membutuhkan pembangunan secara fisik. Pembangunan di indonesia adalah sebagai perwujudan pengamalan pancasila terutama sila yang ke lima yaitu KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. Tetapi pembangunan fisik yang tidak dibarengi dengan perkembangan spiritual akan membuat manusia indonesia semakin atheis (walau tidak diakui), tetapi jiwa materialistiklah yang menunjukkannya. Ketika telah mempertuhankan atau memuja muja serta berambisi mendapatkan harta dan dunia sehingga lupa akan Tuhan nya. (lupa akan nilai nilai)

Wallahu a'lam