ADALAH BAIK MENJADI ORANG PENTING, TAPI LEBIH PENTING MENJADI ORANG BAIK

Wednesday, July 18, 2007

PREVIEW ULANG

Ketika saya membuka email di sctvnews.com, ternyata saya mendapati sebuah komentar dari orang yang tidak mau menyebutkan namanya. Karena orang tersebut memberi komentar di tulisan yang saya sudah lama membuatnya, jadi saya tidak bisa langsung membacanya di blog, karena tulisan tersebut telah masuk archive.

Setelah saya membaca email, saya langsung membuka blog dan membuka judul yang di kasih komentar, yaitu Buah Itu Adalah Kemurkaan Tuhan.

Dalam komentar tersebut inti isinya adalah ucapan terimakasih, karena dia jadi tahu maksud yang sebenarnya.

Dari kebanyakan tulisan yang saya baca juga sebenarnya demikian. Demikian pula dari pengajian-pengajian yang pernah saya ikuti. Bahwa pohon ya pohon dan buah ya buah, seperti yang ada di dunia ini.

Penulisan saya yang mengikuti sperti itu , karena menurut saya itu lebih masuk akal.

Friday, July 13, 2007

WAAAHHH........LANGSUNG KENA YA

Di dekat tempat saya tinggal ada sebuah musholla kecil. Musholla tersebut resmi go public (diwakafkan/diserahkan) ke warga sekitar 3 bulan yang lalu, atau hampir sama dengan usia blog ini.


Dahulu musholla tersebut adalah musholla pribadi, yang orang lain agak takut untuk melaksanakan sholat disitu. Namanya juga milik pribadi. Walaupun kalau kita sholat disitu juga gak mungkin diusir.


Karena mushollanya telah go public, maka warga sekitarpun berusaha untuk memakmurkannya (yang berkenan tentunya). Musholla tersebut kini jadi ramai dengan kegiatan ibadah sholat fardhu berjamaah. Saya juga ikut kegiatan sholat berjamaah walau hanya maghrib dan isya saja.


Kebiasaan musholla tempat saya ikut sholat berjamaah adalah dengan puji-pujian (sholawatan dan lain-lain) untuk mengisi jeda antara adzan dan pelaksanaan sholat fardhu.


Sekitar akhir bulan juni lalu saya mencoba memberanikan diri mengisi waktu jeda dengan bersholawat badriyah. Saya pegang speker lalu bersholawat. Di sela-selanya saya mencoba untuk berpantun ria. Ternyata pantun yang aku nyanyikan langsung terdengar oleh orang-orang yang jarang sholat. (katanya) mereka langsung menuju ke musholla dan bertemu dengan bapak imam, meminta agar pantun yang baru aku nyanyikan tidak dinyanyikan lagi di mushollla. Karena pantun tersebut membuat telinga mereka tidak enak.



Saya sendiri tidak tahu, karena waktu itu saya masih bersholawat. Dan keesokan harinya, saya juga tidak dikasih tahu oleh imam sholat, kalau tidak boleh menyanyikan pantun itu lagi. Saya dikasih tau oleh seorang jamaah ibu-ibu, kalau kemarin ada orang ke musholla yang tidak menginginkan pantun tersebut tidak dinyanyikan lagi di musholla.



Saya sendiri tidak terlalu peduli dengan berita tersebut. Jadi sayapun tidak mencari tau tentang kebenaran berita tersebut. Sampai sekarang imam sholat tidak memberi tau saya, dan saya pun tidak menanyakan hal itu ke dia. Hanya saya memang tidak/belum mengulangi lagi menyanyikan pantun tersebut di musholla.


Saya hanya berkata dalam hati, "waaahhhh.....langsung kena ya.....".
Maksud saya juga hanya mengingatkan, siapa tau orang yang kumaksud dengar. Eh beneran, amiin. Sadar engga ya......


Inilah pantun yang ku maksud :



Hijau-hijau daun salam
Daun salam dipinggir kali
Banyak orang mengaku islam
Sembahyangnya setahun sekali



Moga sholatnya di tambah, setahun tidak hanya sekali. Syukur sehari yang lima kali di jalankan. Itu harapan untuk yang mendengarkan pantun tersebut saat itu, kalau tidak hanya Tuhan yang tau.

Monday, July 2, 2007

TITIK TENGAHNYA ITULAH MANUSIA

Pada bagian yang lalu, walau sedikit, saya pernah menyinggung pemikiran Alfred North Whitehead tentang titik. Tulisan ini adalah untuk meneruskan keterangan dari tulisan sebelumnya. Bila anda lupa tulisan yang lalu atau belum membacanya silahkan baca disini.

Jika masih ingat atau ingin mengabaikan, mari kita teruskan.
Alfred North Whitehead berkata, bahwa 2000 tahun yang akan datang, kehidupan manusia akan dipengaruhi oleh ilmu pasti.

Saya mencoba untuk memahami pemikiran Alfred NW tentang Tuhan. Dia menjelaskan tentang Tuhan dari yang hanya sekedar mistik menjadi lebih rasional.

Dalam kehidupan ini menurut Alfred, ada dua kutub yang saling berhubungan antara yang satu dan yang lainnya. Yaitu kutub nilai dan kutub fakta.

Kutub nilai adalah sesuatu yang selalu aktual tetapi tidak mengalami pemudaran dan tidak mengalami masa lampau. Dia sifatnya abadi.

Sedangkan kutub fakta adalah sesuatu yang mengalami aktual dan mengalami pemudaran. Dia sifatnya tidak abadi, berarti dia mengalami masa lampau.


Disinilah yang oleh Alfred NW sebagai becoming and perishing (menjadi dan memudar).

Kutub nilai antara lain indah, benar, baik dan lain-lain. Dialah yang selalu aktual dan tidak akan memudar sampai kapanpun. Nilai berada dalam batin.

Sedangkan segala yang tergelar didunia ini adalah fakta (lahir). Karena sifatnya yang lahir itulah dia mengalami aktual dan pemudaran. Kita mengambil contoh type-type merk sepeda motor, misalnya honda. Pada jamannya Astrea 800 adalah merk yang aktual dan indah. Tetapi setelah dibuatnya astrea prima, astrea 800 menjadi sesuatu yang lampau dan tidak lagi aktual. Demikian pula setelah astrea grand keluar, maka astrea prima menjadi barang yang lampau dan memudar. Mungkin saat jamannya astrea grand adalah barang dengan desain yang indah dan sempurna, tetapi tidak setelah ada astrea supra. Begitulah seterusnya.

Kita kembali ke kutub nilai dan fakta. Atau biar lebih mudah dalam pengucapan kita kembali ke lahir dan batin.
Karena sifat nilai yang kekal dan abadi itulah maka pada hakekatnya manusia membutuhkan. Dan karena butuh maka manusia menyebutnya sebagai Tuhan. Coba kita sebut nama Tuhan dalam hati (maha benar, maha indah ...).

Jika lahir dan batin dihubungkan maka akan terdapat sebuah garis. Dan disitulah sebuah titik berada. Dan manusia menjadi titik tengahnya. Sebagai titik yang berada di tengah maka manusia bisa memilih akan ke mana arah tuju hidupnya.

Misalnya sebagai contoh, Antara banyuwangi (jawa timur/anggaplah lahir)-merak(Banten/batin) adalah sebuah garis, kita anggap yogyakarta adalah tengahnya. Dan diyogyalah terdapat titik itu berada.
Jika manusia memilih untuk berjalan ke arah merak(batin), maka sesungguhnya dia menuju ke sesuatu yang abadi yaitu Tuhan. Dan bila dia menuju ke arah banyuwangi (lahir) maka dia menuju ke arah yang materialistik. Semakin dia dekat dengan banyuwangi (lahir) maka dia semakin jauh dari Tuhan. Sampai dia sangat dekat dan sampai banyuwangi (lahir) dia semakin jauh dari Tuhan dan semakin tidak mengenal Tuhan. Dan dari sinilah atheis bermula.

Atheis bermula dari materialisme. (Alfred North Whitehead)

Jadi pergerakan kita ke arah lahir, adalah pergerakan kita menjauhi Tuhan. Dan semakin kita tidak mengenal Tuhan. Dan bila yang kita pilih adalah ke arah Tuhan, agamalah yang lebih dalam mengajarkan tentang nilai-nilai (Tuhan).

Pergerakan kita menjauhi Tuhan akan membuat kemurkaan Tuhan. Tentang salah satu pergerkan menjauhi Tuhan, juga pernah di tulis di blog ini. Jika sudah lupa atau belum membaca silahkan klik disini.


Untuk melengkapi tulisan ini, saya ingin mengutip epilognya Prof. Dr. Damardjati Supadjar sebagai berikut:
Kalau seseorang awam yang membuat pernyataan mengenai tembok rumahnya, maka pada umumnya pernytaanya semata-mata lahiriah, misalnya bahwa tembok putih. Sementara sang pemborong akan membuat pernyataan yang lebih "batini", misalnya "tembok itu anti gempa" Atas dasar keilmuwannya yang memahami penuh konstruksi kedalaman si tembok. Namun insinyur pengendali project memiliki "sesuatu" yang lebih "batini", yakni semacam "kekuasaan" menetapkan bahwa suatu gedung yang anti gempa, bisa jadi tidak anti project dan karenanya bisa runtuh oleh suatu project. Demikianlah maka Tuhan itu maha batin, menguasai segala, mengendalikan semua saja. (Dr. Damardjati Supadjar).

Setelah mempelajari pemikiran beliau-beliau, jadi mau kemana arah tuju hidup ini. Sangkan paraning dumadi ( asal dan arah tuju kehidupan adalah Tuhan ). Begitulah orang jawa bilang.

Demikian, semoga bisa menjadi perenungan bagi semua.
Wallahu a'lam.