ADALAH BAIK MENJADI ORANG PENTING, TAPI LEBIH PENTING MENJADI ORANG BAIK

Friday, July 13, 2007

WAAAHHH........LANGSUNG KENA YA

Di dekat tempat saya tinggal ada sebuah musholla kecil. Musholla tersebut resmi go public (diwakafkan/diserahkan) ke warga sekitar 3 bulan yang lalu, atau hampir sama dengan usia blog ini.


Dahulu musholla tersebut adalah musholla pribadi, yang orang lain agak takut untuk melaksanakan sholat disitu. Namanya juga milik pribadi. Walaupun kalau kita sholat disitu juga gak mungkin diusir.


Karena mushollanya telah go public, maka warga sekitarpun berusaha untuk memakmurkannya (yang berkenan tentunya). Musholla tersebut kini jadi ramai dengan kegiatan ibadah sholat fardhu berjamaah. Saya juga ikut kegiatan sholat berjamaah walau hanya maghrib dan isya saja.


Kebiasaan musholla tempat saya ikut sholat berjamaah adalah dengan puji-pujian (sholawatan dan lain-lain) untuk mengisi jeda antara adzan dan pelaksanaan sholat fardhu.


Sekitar akhir bulan juni lalu saya mencoba memberanikan diri mengisi waktu jeda dengan bersholawat badriyah. Saya pegang speker lalu bersholawat. Di sela-selanya saya mencoba untuk berpantun ria. Ternyata pantun yang aku nyanyikan langsung terdengar oleh orang-orang yang jarang sholat. (katanya) mereka langsung menuju ke musholla dan bertemu dengan bapak imam, meminta agar pantun yang baru aku nyanyikan tidak dinyanyikan lagi di mushollla. Karena pantun tersebut membuat telinga mereka tidak enak.



Saya sendiri tidak tahu, karena waktu itu saya masih bersholawat. Dan keesokan harinya, saya juga tidak dikasih tahu oleh imam sholat, kalau tidak boleh menyanyikan pantun itu lagi. Saya dikasih tau oleh seorang jamaah ibu-ibu, kalau kemarin ada orang ke musholla yang tidak menginginkan pantun tersebut tidak dinyanyikan lagi di musholla.



Saya sendiri tidak terlalu peduli dengan berita tersebut. Jadi sayapun tidak mencari tau tentang kebenaran berita tersebut. Sampai sekarang imam sholat tidak memberi tau saya, dan saya pun tidak menanyakan hal itu ke dia. Hanya saya memang tidak/belum mengulangi lagi menyanyikan pantun tersebut di musholla.


Saya hanya berkata dalam hati, "waaahhhh.....langsung kena ya.....".
Maksud saya juga hanya mengingatkan, siapa tau orang yang kumaksud dengar. Eh beneran, amiin. Sadar engga ya......


Inilah pantun yang ku maksud :



Hijau-hijau daun salam
Daun salam dipinggir kali
Banyak orang mengaku islam
Sembahyangnya setahun sekali



Moga sholatnya di tambah, setahun tidak hanya sekali. Syukur sehari yang lima kali di jalankan. Itu harapan untuk yang mendengarkan pantun tersebut saat itu, kalau tidak hanya Tuhan yang tau.

1 comment:

Anonymous said...

Wah memang pantunnya langsung mengena tuh! Kayaknya banyak orang2 yg tersindir! hehehe... Tapi kalau menurut saya pribadi memang sepertinya kurang bagus sih menyiarkan pantun2 lewat speaker masjid meskipun maksudnya baik. Lebih baik menyiarkan ayat2 Quran lewat loudspeaker masjid (mungkin bisa dengan terjemahannya juga). Kalau ayat2 yg dibacakan tepat, insya Allah merekapun akan ikut tersindir dan malu kalau hati mereka dibukakan oleh Allah swt. Anyway, ini hanya pendapatku pribadi saja lho! :D